Buanaangkasa.Com-Lampung Selatan:
Dengan protokol kesehatan yang ketat, sejumlah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Desa Jati Indah, Tanjung Bintang, Lampung Selatan, berkumpul di balai desa pagi itu. Mereka begitu antusiasnya duduk lesehan di lantai ruang utama balai desa seluas 6 x 7 meter persegi yang telah dialasi tikar. Ada pula yang bersila, semuanya tampak saling menjaga jarak satu sama lain.
Para pelaku UMKM yang hadir tersebut, akan mengikuti pelatihan dan tutorial memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung usaha kecil dan bisnis rumahannya. Pelatihan yang berlangsung selama dua hari pada bulan Agustus 2021 tersebut mengenai pemanfaatan marketplace sebagai sarana promosi, marketing, online payment, transaksi jual-beli produk dan manfaat layanan online business lainnya.
Sedikitnya ada 10 UMKM yang mengikuti kegiatan yang digagas oleh Prodi Bisnis Digital Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2021 itu. Kegiatan tersebut merupakan Training of Trainer (ToT) dari Prodi Bisnis Digital Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya.
Dimana, tim dosen yang terlibat dalam program pengabdian kepada masyarakat (PKM) melatih terlebih dahulu mahasiswa yang tergabung dalam himpunan Mahasiswa (Hima) prodi ini tentang marketplace berbasis web, lalu mahasiswa melatih pelaku UMKM Desa Jati Indah dengan tetap didampingi tim dosen.
Soraya Asnusa, S.E., M.M., ketua tim kegiatan PKM menjelaskan, model kegiatan ini berupa ToT. “Jadi mahasiswa yang telah kami latih, setelah menguasai materi tentang marketplace berbasis web maka mereka pun ditugaskan untuk melatih. Namun, tetap kami dampingi di lapangan,” ujarnya.
Dia menambahkan PKM adalah program pengabdian masyarakat yang dikemas dalam bentuk community development melalui penerapan teknologi. “PKM merupakan salah satu dari tridarma perguruan tinggi yang meliputi pengajaran, penelitian dan PKM,” kata Soraya, sambil menyebutkan PKM kali ini pihaknya menggandeng beberapa pelaku UMKM Desa Jati Indah, Tanjung Bintang sebagai mitra.
Dimana, kata dia, potensi di desa mitra sangat prospektif dalam hal bisnis khususnya UMKM. Di desa ini, UMKM tumbuh begitu pesat. Ini ditandai dengan adanya banyak UMKM di Desa Jati Indah dengan bidang usaha yang variatif. “Seperti, UMKM bidang kuliner baik jenis usaha keripik dan minuman dalam kemasan, juga ada UMKM bidang pertanian, perkebunan bahkan ada UMKM produk sabun dan UMKM busana,” papar dia.
Dengan kondisi yang potensial tersebut, maka tak heran bila pada tahun lalu, desa ini pun berhasil menorehkan prestasi. “Tahun 2020 desa mitra PKM mendapatkan award berupa desa terbaik tingkat nasional untuk kategori Peningkatan Potensi Lingkungan Bisnis,” tambah Soraya.
Sehingga, atas dasar hal itulah maka PKM prodi ini memilihnya sebagai mitra. “Namun selama ini, UMKM-UMKM di desa ini masih belum berekspansi dalam bisnisnya, khususnya dalam pemanfaatan teknologi digital,” lanjut dia.
Padahal di tengah terpaan disrupsi teknologi internet dan apalagi sejak pandemi terjadi, kata Soraya, peningkatan jumlah pengguna internet sudah begitu masif. “Termasuk para konsumen yang seharusnya dapat dibidik menjadi pasar baru bagi produk mereka,” urainya.
Soraya mengatakan pula, UMKM di Desa Jati Indah masih menjalankan bisnisnya seperti menjual produk secara konvensional. “Bahkan untuk promosi pun biasanya hanya dengan mengikuti ajang pameran-pameran, karenanya konsumen produk UMKM pun masih terbatas warga di dalam desa, karena produknya belum terjual ke luar desa bahkan belum sampai kota apalagi nasional,” tambahnya.
Sementara jika memanfaatkan teknologi digital sebagaimana yang umum dilakukan pelaku bisnis lainnya, menurut dia, tentu akan meningkatkan jumlah konsumen. Selain itu, juga memperluas pangsa pasar serta meminimalisasi biaya dan waktu untuk promosi.
“Misalnya dengan memanfaatkan marketplace, dengan banyaknya fitur yang ada, pelaku UMKM bisa berbisnis dengan lebih fokus namun menekan biaya telekomunikasi, konsumen juga terbantu karena bisa tahu spesifikasi produk dari display di timeline marketplace,” papar dia.
Adanya manfaat-manfaat tersebutlah yang melatarbelakangi dilakukannya kegiatan PKM ini, berupa pelatihan membuat marketplace berbasis web oleh Dosen Bisnis Digital kepada mahasiswanya yang kemudian setelah mahir, akan melatih pelaku UMKM.
“Dimana output yang kami harapkan, selain adanya pemberdayaan mahasiswa yang tergabung dalam HIMA Prodi Bisnis Digital, juga meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaku UMKM tentang marketplace yang pada akhirnya menunjang usahanya agar meningkatkan marketing, memperluas pasar dan menambah penghasilan,” jelas Soraya.
Materi training yang disampaikan tim PKM yang juga beranggota dua dosen lainnya yakni Trufi Murdiani, S.T., M.A.; dan Ambar Aditya Putra, S.Kom., M.T.I. serta Wahyu Rianto dari representasi HIMA, yakni tutorial dari langkah awal membangun marketplace.
“Marketplace yang kami ajarkan kepada UMKM adalah toko online berbasis web dengan menggunakan wordpress, dimana tutorial yang diberikan dimulai dari langkah awal yaitu dari meng-instal wordpress, hingga terbangun toko onlinenya,”papar dia.
Tim PKM IIB Darmajaya ini juga melatih cara membuat fitur-fitur di toko online, mengelola akun web toko onlinenya, cara me-maintain, mengelola toko atau online store, termasuk berkomunikasi dengan calon pembeli terkait layanan prajual seperti pemesanan produk dan membuka kesempatan menjadi reseller produk.
Owner UMKM Vimaza, Arnama, menyambut antusias adanya pelatihan marketplace ini. Menurutnya, materi pelatihan sangat bermanfaatkan sebagai toko online untuk produknya yakni keripik pisang dan ubi ungu.
“Metode latihannya juga gampang diikuti, karena kami diajari langkah-langkahnya dengan pelan dan satu per satu mulai dari awal sampai toko online-nya jadi dan bisa jualan di situ,” kata dia.
Hal senada diungkapkan pelaku UMKM lain, yakni pelaku usaha penjualan pakaian jadi, Murni. Diungkapkannya bahwa setelah mengikuti pelatihan maka dirinya tak ragu lagi memasarkan produk pakaian secara digital. “Sebelum pelatihan saya masih ragu karena takut modalnya mahal, padahal saya enggak punya laptop. Ternyata berjualan online bisa dari HP,” paparnya.
Sementara mahasiswa yang terlibat PKM, Wahyu Rianto menimpali, dirinya semangat karena melihat pelaku UMKM yang antusias belajar digital khususnya tentang marketplace. “Pelatihan ini juga sebagai bagian dari upaya meliterasi digital bagi UMKM,” imbuhnya. (Red)